NOW

Kamis, 20 Oktober 2011

Bahasa Seks Seorang Wartawan




Ada banyak ragam bahasa sandi untuk mengungkapkan hasrat seksual. Nah, wartawan yang satu ini punya bahasa sandi yang unik; setiap kali hendak mengajak bersenggama dengan istrinya dia cukup mengatakan, “Mama…, ayo kita ngetik..!”
Suatu hari, sang wartawan menyuruh anak bungsunya, si Aldi :
“Aldi.., tolong bilang ke Mama ya, Papa pengin ngetik..!”
Lalu Aldi bergegas menemui mamanya di dapur; “Mama, itu Papa bilang pengin ngetik!”
“Tolong sampaikan ke Papa ya, Nak. Mesin ketiknya lagi rusak..!”, jawab sang Mama kepada Aldi.
Aldi pun segera mengabarkan jawaban mamanya itu kepada sang Papa.
Esoknya, sang Mama menyuruh Aldi;  “Aldi…, tolong bilang ke Papa ya, jadi ngetik nggak? Ini mesin ketiknya sudah oke..!”
Langsung saja si Aldi menyampaikan kabar itu kepada  papanya. “Papa, jadi ngetik nggak? Kata Mama mesin ketiknya udah oke..!”
Lalu jawab si Papa; “Bilang ke Mama ya, Nak! Papa nggak jadi ngetik. Papa sudah nulis pake’ tangan..!!!”

Rabu, 19 Oktober 2011

Skandal Seks Dokter dengan Pasien


Gosip tak sedap seputar kehidupan seks para petugas medis memang sudah tersebar luas. Berdasar pengakuan banyak orang yang pernah bekerja di rumah sakit menyebutkan, sudah sering terjadi skandal atau perselingkuhan seks antara dokter dengan perawat, dokter dengan pasien, dokter dengan pengunjung pasien, perawat dengan pasien, perawat dengan tenaga teknis rumah sakit, pasien dengan sesama pasien, dan bahkan ada petugas penjaga kamar mayat yang "memperkosa" jenazah perempuan cantik.

Selain itu, di tempat praktek pribadi juga banyak dokter yang melakukan skandal seks dengan pasien, juga dengan sejumlah SPG dan sales obat (detailer). Biasanya, sang dokter akan bersedia memesan dan membeli obat yang ditawarkan asalkan SPG tersebut mau dicium pipinya, diremas "anu"nya, atau sekedar disuruh membuka kancing baju bagian atasnya.

Nah, ada lagi dokter yang sedang menderita stress berat gara-gara menyesali telah berbuat mesum dengan pasiennya. Setiap malam dia sulit tidur karena selalu memikirkan skandal seks yang telah diperbuatnya itu. Lalu dia mendatangi teman lamanya yang berprofesi sebagai psikiater untuk mengadukan masalah tersebut.
"Sudahlah, Dok. Tidak perlu disesali terlalu dalam. Toh, dimana-mana yang namanya skandal dokter dengan pasien itu sesuatu yang lumrah dan wajar!" ujar sang psikiater berusaha menenangkan perasaan sang dokter.
"Lumrahhh..? Wajarrr...? Saya ini khan Dokter Hewan...!!!" jawab dokter dengan nada jengkel.

Selasa, 18 Oktober 2011

PELACUR dan TELOR ASIN BREBES

Jika anda seorang pria yang berasal dari Kabupaten Brebes-Jawa Tengah maka berhati-hati saja manakala berkunjung ke tempat prostitusi. Pasalnya, hampir semua Pekerja Seks Komersil (PSK) bisa mengenali pria-pria yang berasal dari Brebes. Mereka pasti langsung bisa menebak pria Brebes yang berkencan dengannya meskipun pria itu mengaku berasal dari daerah lain.
Begitu orang itu bergulat dengan PSK di atas ranjang maka sang PSK akan spontan nyeletuk:
“Wah, Mas ini orang Brebes ya..?”
“Lho, kok bisa tau…?” Tanya pria tersebut
“Ya tau dong! Mas ini khan telornya asin banget..!!!” jawab sang PSK singkat.
Nah, makanya orang Brebes jangan suka ngaku-ngaku orang Cirebon atau Tegal manakala berkunjung ke lokalisasi. Sebab Brebes memang sudah sangat terkenal dengan telor asinnya alias daerah penghasil telor asin terbesar di Jawa Tengah.

Selama Pake’ Kondom Gak Bakal Hamil...!!!




Pendidikan seks yang baik dan benar memang masih menjadi dilemma, di satu sisi sebagian orang berharap akan dapat memahami persoalan seks secara lebih terbuka dan menyeluruh, tapi di sisi yang lain sebagian orang justru khawatir jika persoalan seks dibicarakan terlalu terbuka akan membawa dampak negative. Misalnya; mewabahnya budaya seks bebas di kalangan anak muda atau di bawah umur.
Nah, cerita yang satu ini mungkin menggambarkan betapa pendidikan seks yang baik dan benar itu tidak tersosialisasikan dengan baik, terutama bagi orang-orang pedesaan.
Ceritanya begini; sepasang pengantin baru, sebut saja Si Jajang dan Si Entin, baru saja melangsungkan pernikahan. Karena mereka berdua belum berkeinginan untuk mempunyai anak maka mereka menuruti saran dari bidan setempat untuk memakai alat kontrasepsi berupa Kondom.
“Pokoknya selama Akang Jajang selalu memakai kondom maka aku nggak bakalan hamil!” ucap Entin menjelaskan fungsi kondom kepada suaminya.
Setelah melewati hari ke-10, Si Jajang berpamitan untuk mencari nafkah dengan cara merantau ke Jakarta. Dan selama 3 bulan di Ibu Kota itu Si Jajang selalu bergumam sendiri.
“Kalau kondom ini dilepas kira-kira Si Entin bakal hamil, nggak yach?” gumam si Jajang sambil memegangi alat kelaminnya yang masih berbalut kondom sejak pergi dari rumahnya di desa 3 bulan yang lalu.
Sebab dia selalu ingat kata-kata terakhir sang istri; “Selama Akang Jajang pake’ kondom maka saya nggak bakal hamil..!”

Senin, 17 Oktober 2011

Fenomena Hamil Duluan


Istilah hamil duluan atau sering disebut sebagai hamil di luar nikah itu sesungguhnya telah menjadi problem kemanusiaan dari zaman dahulu kala, meskipun ajaran-ajaran agama sejak awal sejarah penciptaan manusia telah mengajarkan tata cara dan hukum perkawinan antar-anak manusia.  Dari zaman Nabi Adam hingga Nabi terakhir Muhammad SAW telah memberikan ajaran tentang hal itu. Akan tetapi, kecendrungan manusia untuk tidak taat hukum menyebabkan  banyak rambu-rambu nilai agama menjadi rusak. Dan banyak manusia merasa nikmat dengan kerusakan yang dibuatnya sendiri, termasuk dalam hal ini adalah melakukan seks tanpa nikah.
Fenomena hamil duluan saat ini juga makin menjamur seiring dengan gencarnya arus informasi yang begitu bebas menyelinap dan lalu-lalang dalam memori kita, setiap detik tanpa henti dengan kecepatan super. Tak ketinggalan, tentu saja, informasi seputar seks bebas. Begitu banyak file bertema seks bebas bertaburan dalam lalu-lintas informasi di halaman memori kita, dan semua itu mengalir dengan sangat bebas.
Maka tak heran jika pada akhirnya fenomena hamli duluan itu menjadi sesuatu yang lumrah, wajar, biasa-biasa saja. Bukan lagi menjadi sesuatu yang harus disembunyikan sebagai aib. Kelak, mungkin malah akan menjadi sesuatu kebanggaan.
Tapi kata teman saya; “Hamil duluan itu sesuatu yang normal, Bro! Yang gak normal itu justru kalo lahir duluan terus hamilnya belakangan..!”  he..hee….

Kebanyakan Perempuan Lebih Suka disebut "CANTIK" ketimbang "PINTAR"...?

Kebanyakan Perempuan Lebih Suka 
disebut "CANTIK" ketimbang "PINTAR"...?

Konon, kenapa kebanyakan perempuan lebih suka disebut "Cantik" daripada "Pintar" karena ada satu alasan;  yakni kebanyakan kaum laki-laki lebih suka memandang daripada berfikir..!!!


Argumen satir ini meski terkesan ngawur merujuk kepada suatu fakta sosial bahwa perempuan selalu dikaitkan dengan aspek ketubuhan. Artinya, ada semacam budaya pemujaan tubuh perempuan yang telah melekat kuat dalam ingatan sosial kita.

Bahkan, merujuk ke riwayat awalmula terjadinya konflik berdarah antar sesama anak manusia adalah karena didorong oleh perebutan "kepemilikan" tubuh perempuan, dalam hal ini adalah kisah Qabil & Habil (anak-anak Adam-Hawa) saat berlomba meminang Iqlima yang lebih cantik ketimbang Labuda. Dan masih banyak lagi cerita tragedi berdarah anak manusia yang dimotivasi oleh perebutan tubuh perempuan.

Bermacam cerita revolusi politik juga ternyata didalamnya terselip aroma persaingan asmara dan kisah memperebutkan tubuh perempuan. Di tanah Jawa, misalnya,  salah satu cerita yang cukup populer adalah kisah Ken Arok dan Ken Dedes. Dikisahkan, obsesi Ken Arok untuk menjadi raja berawal dari hasrat ingin menikmati kecantikan tubuh Ken Dedes, istri Tunggul Ametung (Raja Tumapel).

Perselingkuhan asmara Ken Arok & Ken Dedes itulah yang kemudian melahirkan petaka politik berdarah berupa pembunuhan Tunggul Ametung oleh Ken Arok. Setelah itu Ken Arok mendirikan Kerajaan Singosari dan dia menjadi raja yang pertama dengan didampingi Ken Dedes sebagai permaisurinya.



 



Seks Sebagai "RITUAL" Ataukah "PERMAINAN"...?

Seks Sebagai "RITUAL" Ataukah "PERMAINAN"...?

Semakin gencarnya industri dan promosi alat-alat bantu seks (ada yang menyebut: Sex Toys) berdampak nyata pada paradigma seks itu sendiri. Aktifitas Making Love (ML) yang semestinya menjadi bagian dari ritual untuk menghangatkan harmonisasi sebuah rumah tangga, dan menjadi kebutuhan batin pasangan suami-istri itu akhirnya malah kehilangan makna sucinya lantaran diintervensi oleh kebutuhan lain yang sangat berorientasi hiburan dan permainan.

Beberapa alat bantu seks seperti; kondom berduri, ring penggeli vagina, oil untuk penis, cream untuk vagina, penis getar, vagina elektrik dll. itu telah menjadikan aktifitas seks  mengalami krisis pemaknaan, dan cenderung menjurus kepada "desakralisasi seks".

Bagaimana pendapat anda tentang hal ini...? please koment....!